Jumat, 15 Januari 2010

BPMIGAS OPTIMIS BLOK CEPU BEROPERASI PENUH AKHIR 2012

BPMIGAS OPTIMIS BLOK CEPU BEROPERASI PENUH AKHIR 2012

BADAN Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) optimis Blok Cepu di lapangan Banyu Urip dapat beroperasi penuh dalam 36 bulan mendatang. Artinya, akhir tahun 2012 blok tersebut bisa berproduksi 165 ribu barel per hari (bopd).
“Itu berdasarkan kajian teknis yang kami lakukan,” kata Deputi Perencanaan BPMIGAS Achmad Luthfi saat menjadi nara sumber dalam acara talkshow “Uang Kita” di Studio TEMPO TV, Jakarta, Kamis (12/11). Acara dimoderatori Andi Budiman dengan menghadirkan narasumber lainnya, Pengamat Perminyakan, Kurtubi.
Sebelumnya, blok Cepu dengan operator Mobil Cepu Ltd., ditargetkan sudah berproduksi 20 ribu barel per hari pada akhir 2008. Namun, sampai saat ini produksinya masih berkisar 16 ribu bopd. Alhasil, target produksi penuh pada akhir 2010 dipastikan ikut molor. Menurut Luthfi, kondisi ini disebabkan adanya beberapa hambatan yang tidak terprediksi, seperti sulitnya pembebasan lahan dan perijinan pembuatan fasilitas produksi dari pemerintah daerah setempat. Selain itu, Exxon beralasan Badai Ike yang menghantam wilayah Amerika dan sekitarnya menyebabkan pelabuhan tidak beroperasi sehingga menunda pengapalan fasilitas produksi.
BPMIGAS tengah mengkaji kendala-kendala yang terjadi di lapangan. “Kami sedang menilai seberapa besar kesalahan-kesalahan Exxon. Kalau ternyata signifikan, tentu ada pinalti,” tegas Luthfi.
Saat ini, BP Migas telah merekomendasikan agar joint of agreement (JoA) Pertamina dengan ExxonMobil di ditinjau ulang, dan hal ini disambut baik Kurtubi. Menurutnya, saat ini Pertamina tidak berperan dalam setiap pengambilan keputusan. Dia mengusulkan, dalam revisi JoA perlu dipertimbangkan operator dipegang Pertamina. Alasannya, Badan Usaha Milik Negara tersebut sudah menawrkan produksi yang lebih cepat dan lebih murah.
“Perbaikan JoA jadi solusi jangka pendek. Penyelesaian jangka panjangnya, revisi Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Migas. Sistem manajemen perminyakan mesti dibenahi agar investor tertarik “, jelas Kurtubi.
Kepemilikan Pertamina di blok ini sebesar 45 persen saham melalui PT Pertamina EP Cepu. Sementara ExxonMobil memiliki 45 persen saham melalui dua anak usahanya, yaitu Mobil Cepu Ltd. sebesar 20,5 persen dan Ampolex (Cepu) Pte Ltd 24,5 persen. Sisa saham dimiliki badan usaha milik daerah (BUMD) setempat.

link:http://www.bpmigas.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar