Well logging, sebuah teknik yang digunakan di industri migas untuk merekam sifat fluida dan batuan untuk mencari zona hidrokarbon dibawah permukaan bumi, menghadapi banyak kendala. Salah satu yang terbesar adalah mentransmisikan data dari dasar sumur ke permukaan dimana dapat dianalisis dan keputusan pengeboran bisa dibuat. Liu mengantisipasi bahwa teknologi baru ini, yang menyediakan lebih banyak informasi untuk pengambilan keputusan pengeboran individual, akan meningkatkan transmisi data, menghasilkan pengeboran yang cepat dan lebih efisien.
"Hal ini akan membantu pengeboran menjadi lebih cepat dan lebih akurat," kata Liu. "Ketika kita memperoleh lebih banyak informasi, maka akan diperoleh pemahaman formasi sumur yang lebih baik. Pengeboran akan lebih efisien, sehingga harga gas akan lebih murah."
Mengacu pada kondisi ekstrim yang terjadi di sumur minyak, baik pengiriman data melalui kabel maupun melalui komunikasi nirkabel standar tidak memungkinkan. Temperatur di sumur dalam biasanya melewati 300 oF dan tekanan melewati 20.000 lb/in2, kata Liu. Metode yang ada untuk pompa kecil dekat drill bit meluas secara berulang dan berkontraksi karena vibrasi dalam lumpur pada puncak sumur yang diterjemahkan menjadi data dengan laju sekitar 10 bits/detik.
"Laju ini tidak cukup cepat untuk meriley semua informasi terkait ke manusia yang melakukan keputusan pengeboran," katanya. "Informasinya ada disana. Anda bisa mengukurnya, mendigitalkannya, menyimpannya, tapi Anda tidak bisa mengirimkannya ke permukaan."
Para peneliti well logging UH, mempresentasikan sistem baru menggunakan teknologi micro-electrical-mechanical-system (MEMS) yang dapat meningkatkan laju transfer data 100-fold hingga sebanyak 1 kb/detik. Teknologi berbasis MEMS memungkinkan pembuatan near-microscopic machines pada silicon wafers, material untuk membuat computer chips, dan para peneliti well logging menggunakan teknik ini untuk membangun serangkaian radio berbasis MEMS, masing-masing tidak lebih besar dari butiran pasir.
Saat sumur minyak dibor, radio ini didistribusikan tiap 6 kaki kedalam lumpur yang mengisi sumur, dengan radio di dasar sumur menerima data dari peralatan logging. Informasi itu lalu akan ditransfer ke atas sumur dari radio ke radio hingga mencapai manusia di permukaan.
Sementara institusi lain menyelenggarakan kelompok penelitian yang sama, Well Logging Consortium UH adalah salah satu yang tertua dan paling well established, dengan perusahaan yang lebih besar dalam industri perminyakan memegang keanggotaan, seperti ExxonMobil, Shell, Chevron, Saudi Aramco, ConocoPhillips, BP, Statoil, BakerHughes, Precision Energy Services, Schulmberger dan Halliburton. Selain itu, Well Logging Lab merupakan rumah bagi fasilitas kalibrasi yang disahkan American Petroleum Institute untuk peralatan well logging berdasarkan teknologi nuklir.
http://www.migas-indonesia.com/index.php?module=article&sub=article&act=view&id=1384
Tidak ada komentar:
Posting Komentar